Presiden Joko Widodo membagikan respons dikala ditanya Mengenai statment putra bungsunya yang ialah Pimpinan Universal Partai Solidaritas Indonesia( PSI), Kaesang Pangarep, menimpa kampanye Pemilihan Kepala Wilayah( Pilkada) 2024.
Kaesang mengatakan, Jokowi hendak turun gunung menolong kampanye para kader PSI yang maju pada Pilkada.
Tetapi, Jokowi menegaskan, permasalahan kampanye dalam Pilkada ialah urusan PSI selaku parpol.
” Oh itu urusannya PSI- lah,” ucap Jokowi usai meninjau panen jagung di Kelurahan Brang Biji, Kabupaten Sumbawa, NTB, Kamis( 2/ 5/ 2024), sebagaimana dikutip siaran YouTube Sekretariat Kabinet.
Dikala ditanya lebih lanjut soal pesan buat PSI hendak mengutamakan wilayah mana saja di pilkada, Kepala Negeri memohon wartawan bertanya ke Kaesang secara langsung.
” Tanya ke Pimpinan PSI, he- he- he,” tuturnya.
Dalam penutupan pembekalan anggota legislatif terpilih PSI di Hotel Aryaduta, Menteng, pada Jumat, 26 April 2024, Kaesang pernah mengantarkan pesan Jokowi terpaut registrasi bakal calon kepada wilayah buat Pilkada 2024.
Dikutip dari pemberitaan Tribunnews. com, bagi Kaesang, bapaknya berpesan supaya kader PSI maju pada Pilkada.
Salah satunya di NTT ialah Pimpinan Dewan Pimpinan Daerah( DPW) PSI Provinsi Nusa Tenggara Timur( NTT) Christian Widodo supaya maju dalam Pemilihan Wali Kota Kupang.
Tidak hanya itu, kata Kaesang, Jokowi pula hendak turun menolong PSI pada Pilkada.
Jokowi turut turun sebab dikala Pilkada nanti telah tidak berprofesi lagi Presiden.
Pengaruh Kaesang Terhadap Dinamika Politik Lokal
Partisipasi Jokowi dalam kampanye Pilkada juga berpotensi memengaruhi dinamika politik lokal di daerah yang bersangkutan. Sebagai figur nasional yang sangat dikenal, kehadiran dan dukungan langsung dari Presiden dapat memberikan keuntungan politik yang signifikan bagi kandidat yang didukungnya. Hal ini dapat memicu reaksi beragam dari calon lainnya dan memperkeruh persaingan politik di tingkat lokal.
Isu Etika dan Transparansi
Selain itu, keterlibatan Jokowi dalam kampanye Pilkada juga memunculkan isu terkait etika dan transparansi dalam praktik politik. Meskipun Jokowi menegaskan bahwa itu adalah urusan internal PSI, namun pertanyaan tentang transparansi dalam hubungan antara pemerintah dan partai politik koalisinya tetap muncul. Pihak-pihak yang kritis terhadap keterlibatan politik presiden mungkin mempertanyakan apakah ada kesepakatan politik tersembunyi di balik dukungan tersebut.
Kesimpulan
Pernyataan Kaesang mengenai keterlibatan ayahnya, Presiden Jokowi, dalam kampanye Pilkada menggambarkan kompleksitas politik Indonesia. Implikasi dari keterlibatan ini tidak hanya memengaruhi dinamika politik lokal, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang netralitas presiden dan isu etika dalam praktik politik. Sebagai masyarakat yang sadar politik, penting bagi kita untuk terus mengkritisi dan mengevaluasi setiap langkah yang diambil oleh para pemimpin kita demi memastikan integritas dan keadilan dalam sistem politik kita.